23 November 2016

GERAKAN JAGA BARAYA PANGANDARAN







Gerakan JAGA BARAYA (JAGA, BAngun, pelihRA, pangandaran jaYA milik kita), Melindungi Komoditas Lokal Pangandaran Dari Arus Impor Produk Pertanian Pasar Global MEA.

Dalam Proses Pencetakan Brosur Zonasi Desa Centra Komoditi yang akan di sebarkan ke 93 Desa se Kabupaten Pangandaran, untuk di tempel di Papan Informasi seluruh Kantor Desa. 

Mensejahterakan Petani di Kab. Pangandaran tidak mudah, membutuhkan konsep yang jelas dan Proses Panjang, Gagasan dan Ide Konsep dari KTNA hasil Rembug KTNA tahun 2014 tahapannya sebagai berikut :
1. Bentuk Zonasi Desa Centra Komoditi sesuai potensi lokal masing - masing Desa dan kelola secara profesional dari Petani, oleh Petani, untuk Petani;
2. Bentuk Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) tiap Desa sebagai pusat kegiatan pemberdayaan petani agribisnis di setiap Desa;
3. Siapkan Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) satu Desa satu PPS;
4. Bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Agribisnis di tiap desa kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
5. Membuat Demfarm disetiap Desa sesuai dengan Zonasi Centra Komoditi masing - masing Desa;
6. Tiap Tahun seluruh kegiatan tersebut diatas dilakukan Evaluasi dan Expose melalui kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) dan dalam HKP mengundang Buyer Agribisnis dan investor Regional maupun Nasional bahkan Internasional sehingga diharapkan ada transaksi Agribisnis yang menguntungkan Petani.
Gerakan JAGA BARAYA (JAGA, BAngun, pelihRA, pangandaran jaYA milik kita), Melindungi Komoditas Lokal Pangandaran Dari Arus Impor Produk Pertanian Pasar Global MEA dalam Geopolitik dan Geostrategi mewujudkan Wawasan Nusantara.
WAWASAN NUSANTARA :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional.
Geostrategi juga merupakan cabang dari geopolitik yang berurusan dengan strategi. Definisi geostrategi. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional.
Geostrategi juga merupakan cabang dari geopolitik yang berurusan dengan strategi.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek kehidupannasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidupbangsa dan negara , serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.
Asas Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.
3. Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar.
4. Asas Kekeluargaan.
Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri.
2. Dinamis.
3. Wibawa.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kedudukan :
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b. Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
Ø Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
Ø Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
Ø Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
Ø Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
Ø Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
Ø Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.


PONDOK OLEH - OLEH KHAS PANGANDARAN




Sedang Mempersiapkan Produk (Kripik Pisang, Kripik Singkong, Kripik Taleus, Sale Pisang, Opak, Sale goreng, Ranginang, Noga Kacang, Gula Aren, Suuk Sangrah, Kecimpring, dll) untuk di pasarkan di Pusat Oleh-Oleh Atlantic Pangandaran Bos Iwan Sofa. Bagi Petani KTNA Pengrajin Makanan Olahan maupun Kerajinan Tangan yang mau ikut nitip produk segera hubungi KTNA melalui Budianto Ibrahim HP : 085320081112

22 November 2016

LESTARIKAN ESTETIKA LAMA YANG BAIK, AKOMODIR ESTETIKA BARU YANG LEBIH BAIK

Estetika dan Persoalannya



A.    MUQADDIMAH
            Sebenarnya jika kita berbicara tentang estetika, kita akan berbicara masalah nilai. Karena estetika sendiri masih merupakan bagian dari kajian  aksiologi. Dalam kehidupan kita, tidak akan lepas dengan yang namanya nilai. Setiap orang mempunyai hak untuk menilai sesuatu. Baik atau burukkah itu, indah atau jelek, sempurna atau tidak sempurna. Semuanya kembali kepada siapa yang menilai, secara objektif atau objektif. Aksiologi, yang membicarakan tentang nilai terbagi menjadi 2 yaitu, etika dan estetika. Dimana keduanya sama-sama membicarakan tentang hakikat nilai. Bedanya, etika lebih berbicara tentang hakikat nilai moral prilaku manusia. Sedangkan estetika membicarakan tentang hakikat nilai keindahan. Tentu keduanya serupa tapi tak sama. 
            Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan luput dari kata-kata “indah”. Jadi, semua manusia memiliki potensi dasar untuk merasakan keindahan. Keindahan itu bersifat universal atau tidak memandang siapa yang menilai keindahan itu. Akan tetapi siapa saja boleh merasakan keindahan, tua muda, anak-anak atau remaja, wanita atau laki-laki. Tidak dibatasi oleh umur, agama, suku atau bangsa tertentu.
Para filosofi terdahulu menganggap bahwa banyak sekali keunikan serta masalah yang dapat diperbincangkan dalam etika dan estetika. Sehingga, mereka tak henti-hentinya berdialog tentang keduanya. Maka, dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai salah satu dari kedua bidang kajian itu, yaitu estetika. Bagaimana pengertiannya, tokoh-tokohnya dan semua yang berkaitan dengan estetika.  

 B.     PENGERTIAN ESTETIKA
            Kata estetika berasal dari kata kerja Yunani yang berarti merasakan (to sense, or perceive)Jadi asal mula estetika adalah merasakan, atau bagaimana kita dapat merasakan sesuatu, yang pada akhirnya diartikan dengan bagaimana kita menilai sesuatu. Yang mana disini menilai keindahan sesuatu, seni. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui, tidak semua benda yang kita lihat atau kita nilai  atau yang diciptakan manusia adalah merupakan suatu seni, akan tetapi. Misalnya pensil, bukanlah suatu kesenian. 
            Dalam kajian estetika ditemukan beberapa aliran seni sebagai wujud ekspresi terhadap keindahan :
1.      Aliran Naturalis, yaitu bentuk seni yang menekankan pada ekspresi alamiah. Contohnya, pemandangan, taman yang indah, pelangi dan lain-lain. 
2.      Aliran Tradisional, yaitu ekspresi seni yang menekankan pada konservasi budaya dan tradisi. Contohnya, keindahan Tari Bali yang sangat khas dan tidak semua orang dapat melakukannya kecuali melalui proses pembelajaran.  
3.      Aliran Modern, yaitu ekspresi seni yang dalam banyak hal dipengaruhi oleh budaya Barat, yang biasanya bercorak rasional-artifisial. Contohnya, tato di badan, sebagian orang akan berpendapat bahwa tato di tangan, punggung, dada bahkan wajah adalah suatu keindahan tersendiri. Dan budaya semacam ini berasal dari budaya Barat. 
4.      Aliran Religius, yaitu bentuk seni sebagai ekspresi keagamaan, baik yang menekankan pada aspek spiritual-religiusitas maupun tradisional-salafiyah. Dalam pesantren tradisional atau biasa kita sebut salafiyah, ada semacam tradisi yang kuno atau klasik sehingga dikategorikan sebagai bentuk seni yang unik.
            Dalam menilai, kita akan dapat membedakan mana lebih bagus mana yang ini atau yang itu. Kita akan meninggalkan sesuatu yang pertama yang dianggap tidak bernilai dan menerima yang kedua karena dianggap bernilai. Sebagai contoh, kita menilai lukisan hasil lomba antar anak SD. Yang pertama kita nilai adalah keindahan dan seni dari lukisan itu. Yang nilai keindahannya lebih tinggi, dialah pemenangnya. Dan tentunya si penilai haruslah orang yang tahu akan seni keindahan.
            Suatu nilai akanmembawa kita kepada kehidupan yang praktis, riil, laku perbuatan yang jadi pakaian kita sehari-hari. 

 C.    PERSOALAN ESTETIKA                                                                                                                   
            Beberapa persoalan yang dibicarakan dalam estetika, misalnya, apa sebenarnya yang disebut “indah” itu? Dari mana sumber keindahan itu? Bagaimana ekspresi manusia tentang keindahan? Dan masih banyak lagi. Sekarang kita akan melihat beberapa pendapat bahwa “nilai indah itu ditentukan oleh objeknya atau tidak? Pertama, objektif rasionalis, yang berpendapat bahwa “nilai indah” itu memang karena objek itu sendiri indah. Mungkin karena lukisannya bermakna tinggi dan warnanya sesuai atau cocok. Kerapian juga mempengaruhi suatu keindahan. Sehingga semua orang tertarik dan menyukai lukisan itu, dan akhirnya lukisan itu jadi pemenangnya.
            Yang kedua, subjektif psikologis, menyatakan bahwa “nilai indah” itu sebenarnya ungkapan perasaan. Apa yang dilihatnya hanyalah sebagai “penyulut” dari pengungkapan perasaan itu. Jadi, nilai indah itu bukan berasal dari objek, akan tetapi dari subjek yang perasaannya terungkap. Hanya orang-orang yang memiliki perasaan halus sajalah yang dapat merasakan kendahan. Sebagai contoh, sebuah lukisan klasik, yang dapat menilai apakan lukisan itu indah atau tidak hanyalah yang memiliki rsa nilai tinggi. Sementara orang yang tidak memiliki rasa nilai hanya akan memangdang lukisan itu hanyalah lukisan biasa.
            Ketiga, subjektif-empirisis, yang menyatakan bahwa nilai indah itu merupakan keindahan yang diobjektivikasikan. Dalam artian, harus dibarengi dengan pengalaman. Yang tidak melalui pengalaman, keindahan hanya dalam angan-angan saja. Contohnya, seseorang bisa mengatakan taman itu indah jika ia pernah duduk, berjalan atau bermain-main di taman itu. Jika ia hanya menyaksikan di televise atau gambar saja, maka tidak bisa dinilai “indah”.
            Keempatsubjektif-experience, yang menyatakan bahwa “nilai indah” itu adalah nilai suatu keberhasilan dari suatu proses pengalaman yang panjang.  Maka nilai indah itu tidak bersifat tiba-tiba, tetapi ada proses pengalaman sampai akhirnya, keberhasilan itu dapat dicapai. Misalnya, dalam ujian,seseorang akan merasakan keindahan dari hasil belajarnya ketika ia lulus ujian dengan nilai yang membanggakan. Tentu keindahan itu akan dirasakan diakhir bukan sebelum atau ketika ujian berlangsung.
            Kelima, estetika-objektif metafisika, yang menyatakan bahwa “nilai indah” itu terkait dengan pertimbangan-pertimbangan metafisik atau teologis-religius, yang mengajak pada pengakuan kebesaran Ilahi. Contoh, ketika memandang pegunungan yang hijau nan sejuk, seseorang akan mengatakan “alangkah indahnya gunung itu”, tapi sebenarnya yang dikaguminya adalah si Pencipta gunung tersebut yaitu Allah SWT. Dalam artian lebih menekankan kepada sang Kholik bukan semata ojeknya saja.
            Dan mungkin masih banyak lagi pendapat tentang “nilai indah” itu. Immanuel Kant sendiri, berpendapat bahwa yang indah adalah yang tanpa konsep dapat diterima sebagai sesuatu yang universal, memuaskan, menyenangkan tanpa pamrih dan tak berkepentingan (disinterested pleasure). Demikian juga Benedetto Croco yang melihat keindahan lebih merupakan gambaran internal dari wujud formal, yaitu sebagai “pengungkapan yang berhasil dari suatu intuisi” (the successful expression of an intuition)[10].
           

D.    AKHIRUL KALAM
            Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa estetika merupakan sebuah ilmu normative sebanding dengan etika, bahkan lebih  berpengaruh dari pada logika. Nilai bagus (estetika) disebandingkan dengan nilai baik (etika). Betapa kita sering mendengar, yang bagus itu baik, dan yang baik itu bagus. Dan kita lebih banyak mendengar kata ungkapan : Alangkah indahnya! Atau : Bagus amat! Dari pada : Alangkah benarnya! Atau : Baik amat!. Dan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita lebih banyak menumpahkan perhatian kepada keindahan bentuk atau rupa dari pada segi moral dari pada lakuperbuatan, atau kaidah-kaidah logika dalam pemikiran kita.
            Laki-laki pada umumnya, lebih menyukai wanita karena rupanya yang menawan dari pada tingkah lakunya. Dan itulah yang terjadi dizaman sekarang, semua orang lebih mengutamakan keindahan rupa atau bentuknya, bukan tingkah laku atau hati mereka yang diperindah. Khususnya para wanita, mereka sengaja memperlihatkan auratnya agar dinilai lebih indah dari wanita lain. 
            Satu yang perlu kita tekankan, nilai estetika kia jumpai dalam perasaan senang umumnya, perasaan khususnya. Secara khusus nilai itu disangkutkan dengan ciptaan manusia. Dan perlu diingat, sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.

ZONASI DESA CENTRA KOMODITI




ZONASI DESA SENTRA KOMODITI KABUPATEN PANGANDARAN :
1. Bidang Tanaman Pangan, Tentukan Desa - Desa Sentra Komdotiti Tanaman Pangan;
2. Bidang Hortikultura, Tentukan Desa - Desa Sentra Komoditi Hortikultura;
3. Bidang Perkebunan, Tentukan Desa - Desa Sentra Komoditi Tanaman Perkebunan;
4. Bidang Peternakan, Tentukan Desa - Desa Sentra Komoditi Peternakan;
5. Bidang Perikanan Air Tawar, Tentukan Desa - Desa Sentra Komoditi Ikan Air Tawar;
6. Bidang Kerajinan & Home Industri, Tentukan Desa - Desa Sentra Kerajinan & Home Industri.
7. Bidang Pariwisata, Tentukan Desa - Desa Wisata.

JAGA, BANGUN, PELIHARA PANGANDARAN MILIK KITA
Mensejahterakan Petani di Kab. Pangandaran tidak mudah, membutuhkan konsep yang jelas dan Proses Panjang, Gagasan dan Ide Konsep dari KTNA hasil Rembug KTNA tahun 2014 tahapannya sebagai berikut :
1. Bentuk Zonasi Desa Centra Komoditi sesuai potensi lokal masing - masing Desa dan kelola secara profesional dari Petani, oleh Petani, untuk Petani;
2. Bentuk Pos Penyuluhan Desa (POSLUHDES) tiap Desa sebagai pusat kegiatan pemberdayaan petani agribisnis di setiap Desa;
3. Siapkan Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) satu Desa satu PPS;
4. Bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Agribisnis di tiap desa kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
5. Membuat Demfarm disetiap Desa sesuai dengan Zonasi Centra Komoditi masing - masing Desa;
6. Tiap Tahun seluruh kegiatan tersebut diatas dilakukan Evaluasi dan Expose melalui kegiatan Hari Krida Pertanian (HKP) dan dalam HKP mengundang Buyer Agribisnis dan investor Regional maupun Nasional bahkan Internasional sehingga diharapkan ada transaksi Agribisnis yang menguntungkan Petani.
ZONASI DESA CENTRA KOMODITI KABUPATEN PANGANDARAN
ZONASI DESA CENTRA KOMODITI :
1 Kecamatan Cimerak 11 KTNA Desa :
1. KTNA Desa Cimerak (Desa Centra Penangkar Benih Padi)
2. KTNA Desa Mekarsari (Desa Centra Durian)
3. KTNA Desa Batumalang (Desa Centra Domba)
4. KTNA Desa Legokjawa (Desa Centra Ayam Petelur)
5. KTNA Desa Kertaharja (Desa Centra Ayam Buras)
6. KTNA Desa Sukajaya (Desa Centra Ayam Broiler)
7. KTNA Desa Masawah (Desa Wisata Agro)
8. KTNA Desa Kertamukti (Desa Wisata Agro)
9. KTNA Desa Ciparanti (Desa Centra Pengrajin Pupuk Organik)
10. KTNA Desa Limusgede (Desa Pengembangan Komoditas)
11. KTNA Desa Sindangsari (Desa Pengembangan Komoditas)
2 Kecamatan Cijulang 7 Desa :
1. KTNA Desa Cijulang (Desa Centra Sapi Silangan)
2. KTNA Desa Kertayasa (Desa Centra Ikan Gurame dan Desa Wisata Agro)
3. KTNA Desa Margacinta (Desa Wisata Agro)
4. KTNA Desa Kondangjajar (Desa Pengembangan Komoditas)
5. KTNA Desa Batukaras (Desa Pengmbangan Komoditas)
6. KTNA Desa Ciakar (Desa Centra Sapi Potong)
7. KTNA Desa Cibanten (Desa Pengembangan Komoditas)
3 Kecamatan Parigi 10 Desa :
1. KTNA Desa Cibenda (Desa Centra Jamur Tiram)
2. KTNA Desa Cintakarya (Desa Centra Kacang Tanah)
3. KTNA Desa Cintaratu (Desa Centra Sapi Lokal)
4. KTNA Desa Karangbenda (Desa Centra Ikan Nila)
5. KTNA Desa Selasari (Desa Wisata Agro)
6. KTNA Desa Parakanmanggu (Desa Centra Dukuh)
7. KTNA Desa Bojong (Desa Wisata Agro)
8. KTNA Desa Ciliang (Desa Pengembangan Komoditas)
9. KTNA Desa Karangjaladri (Desa Pengembangan Komoditas)
10. KTNA Desa Parigi (Desa Pengembangan Komoditas)
4 Kecamatan Cigugur 7 Desa :
1. KTNA Desa Cimindi (Desa Centra Manggis)
2. KTNA Desa Campaka (Desa Centra Kambing)
3. KTNA Desa Cigugur (Desa Centra Ikan Mas)
4. KTNA Desa Harumandala (Desa Centra Karet)
5. KTNA Desa Bunisari (Desa Pengembangan Komoditas)
6. KTNA Desa Kertajaya (Desa Pengembangan Komoditas)
7. KTNA Desa Pagerbumi (Desa Pengembangan Komoditas)
5 Kecamatan Langkaplancar 15 Desa :
1. KTNA Desa Karangkamiri (Desa Centra Penangkar Benih Palawija)
2. KTNA Desa Bojong (Desa Centra Penangkar Benih Sayuran)
3. KTNA Desa Langkaplancar (Desa Centra Domba)
4. KTNA Desa Cisarua (Desa Centra Jagung)
5. KTNA Desa Pangkalan (Desa Centra Sayuran Daun)
6. KTNA Desa Jayasari (Desa Centra Sayuran Buah)
7. KTNA Desa Jadimulya (Desa Centra Umbi-Umbian)
8. KTNA Desa Bojongkondang (Desa Centra Kerajinan Anyaman)
9. KTNA Desa sukamulya (Desa Centra Makanan Olahan)
10. KTNA Desa Bangunjaya (Desa Centra Sapi Perah)
11. KTNA Desa Cimanggu (Desa Centra Rempah Penyegar/Biofarmaka)
12. KTNA Desa Bangunkarya (Desa Wisata Agro)
13. KTNA Desa Bungur Raya (Desa Pengembangan Komoditas)
14. KTNA Desa Jadikarya (Desa Pengembangan Komoditas)
15. KTNA Desa Mekarwangi (Desa Pengembangan Komoditas)
6 Kecamatan Sidammulih 7 Desa :
1. KTNA Desa Kersaratu (Desa Centra Pala)
2. KTNA Desa Sidamulih (Desa Centra Kelapa)
3. KTNA Desa Kalijati (Desa Centra Kambing PE)
4. KTNA Desa Cikembulan (Desa Centra Kepiting)
5. KTNA Desa Cikalong (Desa Wisata Agro)
6. KTNA Desa Pajaten (Desa Pengembangan Komoditas)
7. KTNA Desa Sukaresik (Desa Pengembangan Komoditas)
7 Kecamatan Pangandaran 7 Desa :
1. KTNA Desa Purbahayu (Desa Centra Sawo)
2. KTNA Desa Pagergunung (Desa Centra Mangga)
3. KTNA Desa Wonoharjo (Desa Centra Souvenir)
4. KTNA Desa Babakan (Desa Wisata Agro)
5. KTNA Desa Sidomulyo (Desa Wisata Agro)
6. KTNA Desa Pananjung (Desa Pengembangan Komoditas)
7. KTNA Desa Pangandaran (Desa Pengembangan Komoditas)
8 Kecamatan Kalipucang 9 Desa :
1. KTNA Desa Emplak (Desa Centra Pisang)
2. KTNA Desa Tunggilis (Desa Centra Sawo)
3. KTNA Desa Putrapinggan (Desa Centra Kelinci)
4. KTNA Desa Bagolo (Desa Wisata Agro)
5. KTNA Desa Pamotan (Desa Wisata Agro)
6. KTNA Desa Banjarharja (Desa Pengembangan Komoditas)
7. KTNA Desa Cibuluh (Desa Pengembangan Komoditas)
8. KTNA Desa Ciparakan (Desa Pengembangan Komoditas)
9. KTNA Desa Kalipucang (Desa Pngembangan Komoditas)
9 Kecamatan Padaherang 14 Desa :
1. KTNA Desa Karangsari (Desa Centra Penangkar Benih Tanaman)
2. KTNA Desa Karangpawitan (Desa Centra Pengrajin Pupuk Organik)
3. KTNA Desa Padaherang (Desa Centra Kelengkeng)
4. KTNA Desa Cibogo (Desa Centra Sirsak)
5. KTNA Desa Ciganjeng (Desa Centra Itik)
6. KTNA Desa Maruyungsari (Desa Centra Entog)
7. KTNA Desa Paledah (Desa Centra Ikan Lele)
8. KTNA Desa Sukanagara (Desa Centra Kakao/Coklat)
9. KTNA Desa Panyutran (Desa Centra Madu)
10. KTNA Desa Bojongsari (Desa Centra Jamur)
11. KTNA Desa Kedungwuluh (Desa Wisata Agro)
12. KTNA Desa Sindangwangi (Desa Pengembangan Komoditas)
13. KTNA Desa Pasirgeulis (Desa Pengembangan Komoditas)
14. KTNA Desa Karangmulya (Desa Pengembangan Komoditas)
10 Kecamatan Mangunjaya 5 Desa :
1. KTNA Desa Jangraga (Desa Centra Padi Organik)
2. KTNA Desa Sindangjaya (Desa Centra Kedelai)
3. KTNA Desa Kertajaya (Desa Centra Jeruk)
4. KTNA Desa Mangunjaya (Desa Pengembangan Komoditas)
5. KTNA Desa Sukamaju (Desa Pengembangan Komoditas)
(KTNA Kabupaten Pangandaran)

WARINO, IDE GAGASAN MEMBANGUN PERTANIAN PEDESAAN: pangandaran

WARINO, IDE GAGASAN MEMBANGUN PERTANIAN PEDESAAN: pangandaran