Pada awalnya Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) memamg hanya merupakan suatu gagasan pendidikan. Tetapi kemudian dicoba diwujudkan menjadi sebuah model sekolah. Sekolah yang dibuat harus mempunyai dimensi alam sebagai sumber ilmu dan dapat dikelola oleh peserta didik.
Sekolah alam Indonesia tidak menggunakan bangunan gedung yang mewah melainkan saung kelas dari kayu, sehingga biaya untuk gedung lebih murah. Karena pendidikan yang berkualitas tidak ditentukan oleh bangunan fisik gedungnya, melainkan pada kualitas guru, metodologi yang benar dan resource buku yang memadai sebagai gerbang ilmu pengetahuan.
Konsep pendidikan Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) berdasarkan pada Al-Qur'an dan hadist yang menerangkan bahwa tujuan manusia diciptakan, salah satunya adalah menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karena itu Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) memprioritaskan pada tiga pokok materi dalam konsep pendidikannya, yaitu:
1. Akhlakul Karimah (sikap hidup)
iiiiiiiiiMetode Utama : Keteladanan
2. Falsafah Ilmu Pengetahuan (logika berfikir)
iiiiiiiiMetode Utama : Active Learning dan diskusi
3. Latihan Kepemimpinan (Leadership)
iiiiiiiiMetode Utama : Dynamic group dan Outbound Training
KOBER / PAUD / RA / TK
Konsep KB-TK Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) terintegrasi dengan konsepSekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) yang memiliki tiga pilar pendidikan yaitu :
1. Akhlak mulia,
2. Kepemimpinan dan
3. Logika berpikr ilmiah.
Konsep ini di KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) diwujudkan dengan model pembelajaran yang berfokus pada anak dan disesuaikan dengan tingkat perkembangannya.
Di KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) tiada hari tanpa bermain. Semua kegiatan didesain agar anak merasa gembira dan bahagia. Sekolah menjadi hal yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Atmosfir ini sangat kondusif untuk usia mereka yang sedang berada dalam masa keemasan (golden age).
Guru di KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) tidak hanya ibu guru, setiap hari bapak guru juga selalu menemani siswa-siswa bermain dan belajar. Berlari berkejaran, menendang bola, bermain kuda-kudaan, panjat badan dan bergelayutan di lengan bapak guru menjadi aktivitas sehari-hari yang menyenangkan. Sekolah Alam Indonesia menerapkan konsep ayah bunda dimana selalu ada bapak dan ibu guru di setiap kelas. Pada usia dini, identifikasi gender merupakan salah satu tugas perkembangan. Konsep ayah bunda di sekolah akan membantu anak melewati tahapan ini dengan baik.
Di Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) alam menjadi bagian siswa sehari-hari. Kelas yang terbuka dengan banyak pepohonan membuat oksigen tersedia untuk dihirup siswa. Oksigen sangat dibutuhan otak sehingga diharapkan informasi selama proses belajar dan mengajar mampu diserap siswa secara optimal.
Selain itu, alam juga menjadi sumber ilmu yang tak terbatas. Alam akan mengenalkan siswa kepada Sang Maha Pencipta dan menjadi penghubung bagi anak untuk mempelajari kehidupan nyata. Alam juga menjadi alat yang efektif dalam menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak baik fisik, sosial, bahasa juga kognitif. Seluruh pembelajaran pada anak usia KB-TK-RA berawal dari hal yang kongkrit dan alam menyediakan semua hal tersebut.
Siswa KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) dikenal sangat mandiri. Di sini kemandirian diajarkan dalam seluruh aktivitas sehari-hari di sekolah dan di rumah dengan dukungan dari orang tua. “Bantu mereka agar mampu menolong diri mereka sendiri” menjadi slogan kampanye di KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA). Kemandirian siswa dapat dilihat dari semua level. Siswa KB sudah mampu ke kelas sendiri. Orang tua hanya mengantar hingga gerbang sekolah. Sementara TK A dan TK B memiliki program makan siang bersama setiap hari. Dalam aktivitas ini siswa secara mandiri belajar untuk menghabiskan makanan dan merapikan tempat makannya. Siswa TK B sudah mampu untuk istinja sendiri dan menginap satu malam di sekolah dalam aktivitas Day Camp. Siswa KB-TK-RA Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) juga sudah sangat mandiri ketika ada aktivitas ke luar sekolah seperti berenang, outing tematik, dll. Mereka hanya ditemani guru dan tidak ada orang tua yang mendampingi.
SD
Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) merupakan sekolah yang mengedepankan karakter dan akhlak mulia. Ada proses panjang di sana. Mulai dari rangkaian kegiatan/program SD, outbound, outing, OTFA (Out Trekking Fun Adventure), penelitian, presentasi dan lain-lain. Cita-cita bersama kita adalah menghasilkan lulusan Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) yang kuat dalam karakter, mengetahui potensi diri dan mampu mengembangkannya. Tampil sebagai pribadi muslim yang berkarakter dan berakhlak mulia.
SLTP
Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) sebagai institusi pendidikan menghendaki lahirnya generasi pemimpin yang berakhlak mulia dan cerdas. Dalam mencapai cita-citanya, Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) mengklasifikasikannya ke dalam 3 pilar yaitu akhlak, leadership dan logika berpikir ilmiah. Semua pembelajaran di Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) mengacu kepada 3 pilar tersebut.
Sekolah Lanjutan (SL-SAPA) memiliki goal besar yang sama, namun dengan target yang lebih spesifik yaitu “mengantarkan anak menuju kedewasaan”. Pilar leadership di level SL ada tujuh tahap, yaitu ketrampilan hidup mengenal diri sendiri, berkomunikasi, belajar untuk belajar, bernegosiasi, membuat keputusan, bekerja dalam kelompok dan memimpin kelompok.
Penanaman dan pengujian nilai-nilai kepemimpinan pada level SL biasanya dilakukan dalam program SL seperti OTFA (Out Trekking Fun Adventure), outing kelas, magang, live in dan lain-lain, baik dalam aktivitas pembelajaran di kelas maupun aktivitas keseharian di sekolah. Misalnya, pada program OTFA SL ke gunung atau ke pantai, pembekalan yang dilakukan bukan hanya pembekalan fisik, tapi juga penanaman konsep diri yang positif, komunikasi dan bekerja dalam kelompok, memimpin kelompok, negosiasi lintas kelompok, bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Pembekalan dilakukan dalam bentuk low impact, dinamika kelompok, mendirikan tenda kelompok, merencanakan menu makan saat OTFA hingga latihan memasak menu tersebut.
Dinamika yang terjadi mulai dari pembekalan hingga hari H sangatlah banyak, mulai dari kelompok yang tidak solid, adanya siswa yang mementingkan diri sendiri sehingga dimusuhi anggota kelompoknya, adanya siswa yang terbiasa dilayani dan tidak terbiasa melayani hingga membuat ketua kelompok terpancing emosinya dan lain-lain. Oleh karena itu dibutuhkan guru kelas atau fasilitator OTFA (Out Trekking Fun Adventure) yang dapat mengelola dinamika yang terjadi dan merefleksikannya bersama siswa sehingga dinamika yang dialami siswa menjadi suatu hal yang positif pada akhirnya.
Dalam kegiatan KBM di kelas, penanaman dan pengujian nilai-nilai kepemimpinan juga dilakukan. Metode pembelajaran co-operatif learning yang dilakukan membuat siswa belajar dalam kelompok kecil. Fasilitator kelas akan menawarkan kepada siswa untuk menjadi pemimpin kelompok. Kemudian siswa yang menjadi pemimpin kelompok berhak memilih anggota kelompoknya dan berkoordinasi dengan anggota kelompok untuk melakukan pembagian tugas.
Dinamika yang terjadi pada proses ini biasanya tidak ada siswa yang berinisitatif untuk menjadi pemimpin kelompok, negosiasi yang alot antar sesama pemimpin kelompok dalam menentukan anggota kelompok, adanya siswa yang ditolak untuk menjadi anggota kelompok, dan lain-lain Dengan banyaknya dinamika yang dialami siswa selama proses pembelajaran di SL dan refleksi yang dilakukan bersama fasilitator membuat kemampuan leadership siswa SL secara umum menjadi terasah. Terutama dalam hal memimpin kelompok, bekerja dalam kelompok, berkomunikasi, bernegosiasi. Adapun hal-hal yang masih perlu ditingkatkan mengenai konsep diri yang positif, kemampuan belajar untuk belajar dan keberanian mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Kajian dan diskusi masih terus dilakukan dalam rangka memperbaiki diri, berinovasi untuk menyempurnakan pilar leadership di SL hingga bisa mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT amanah ‘Mengantarkan anak menuju kedewasaan (siap menjadi seorang mukallaf, seorang yang siap memikul beban/amanah).
SLTA
Sekolah Lanjutan Tingkat SMA, Sekolah Alam Petani Nusantara (SAPA) bernama SAPABULESS (Business and Leadership School).
SAPABULESS (Business and Leadership School) adalah bagian dari Sekolah Alam Petani Nusantara tingkat SMA dengan program belajar menggunakan model Proyek atau Project Base Learning.
FILOSOFI
- Pendidikan bukan sekedar penjenjangan
- Pendidikan adalah pemecahan bagi masalah kehidupan
- Siswa menjalani proses menemukan kapasitas pribadi baik nilai plus maupun kekurangan diri tanpa perlu berhenti berkarya dan memperkuat kapasitas diri para siswa di setiap penggalan waktu hidupnya. Sehingga pendidikan bukanlah sekedar jenjang, melainkan pelajaran pemecahan masalah kehidupan sang murid itu sendiri.
FASILITAS :
MASJID
Masjid merupakan jantung utama bagi komunitas SAI. Alhamdulillah, pada hari yang penuh barokah, Jumat, 19 september 2014 tepat pukul 9 pagi telah dilaksanakan prosesi acara “Peletakan Batu Pertama pembangunan Masjid SAI”. Acara dibuka dengan muhadoroh dan penampilan adik-adik KBTK yang ciamik dengan menyanyikan lagu “Imanku”. Tak kalah pula dari Green Voices yang menyanyikan lagu “Kembali ke Masjid”.
Orang tua siswa yang hadir pada hari itu, tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bahagianya karena pembangunan mesjid ini sudah sangat dinantikan. Salah satu orang tua siswa menuturkan, “Subhanallah, jelas bahagia dan dan terharu kalau melihat proses pengumpulan dananya karena banyak orang tua siswa yang bersumbangsih baik secara pribadi maupun berkelompok. Banyak sekali kemudahan-kemudahan yang Allah berikan dari jalan yang tak terduga-duga. Yang terakhir bantuan dari Bulan Sabit Merah yang begitu cepat, mudah dan nggk pakai prosedur yang berbelit-belit”.
Rasa bahagia pun diungkapkan seorang ibu yang lain, “Iya senang. Soalnya kalau mau sholat di sekolah, suka bingung mau cari tempat sholatnya”. Ya, semua rindu akan aktivitas kehidupan di masjid, Rindu melihat para pencinta Al qur’an SAI merapatkan barisan memenuhi panggilan mulia Allah SWT, rindu melihat para pendidik utama keluarga (ibu) yang haus akan ilmu berkumpul melingkar di mesjid (kegiatan mengaji atau majelis-majelis taklim) dan kegiatan-kegiatan keilmuan lainnya. Ya, kami rindu kembali ke masjid. Masjid milik kita sendiri. Allahu Akbar!
Semoga Masjid yang kini telah beriri ini bisa menumbuhsuburkan kembali semangat komunitas untuk beribadah sunah, seperti sholat Dhuha dan bertilawah Al Qur’an.
KELAS
KELAS ALAM TERBUKA
Saung begitu istimewa di sekolah alam. Ruang Kelas terbuka itulah bernama saung. Satu rentet Kelas terdiri dari dua saung atas dan bawah. Diikat dengan tangga pandu di bagian tengahnya.
Saung Kelas tersebut terbuat dari kayu tanpa dinding. Ditopang oleh delapan tiang sehingga sangat kokoh berdiri. Bangunan berbentuk panggung dengan lantai yang juga terbuat dari papan kayu yang disusun laki-laki perempuan. Maksudnya agar celah antar papan kayu tertutup dan tidak mencederai siswa yang berada di bawah saung. Menghindari perlengkapan belajar jatuh ke bawahnya.
Di bagian tepi saung dibuatkan pagar 1,5 meter untuk melindungi anak-anak agar tidak terjatuh. Satu keamanan bersama selalu diingatkan agar anak-anak saling mengingatkan satu sama lainnya tetap hati-hati. Tidak duduk di pagar saung.
Saung Kelas berbentuk lesehan. Seluruh alas kaki di simpan di rak sepatu yang terletak di bawah saung. Seluruh warga Kelas baik siswa maupun guru duduk lesehan. Peralatan belajarnya sederhana. Menggunakan meja lipat yang mudah dirubah formasinya.
KOLAM IKAN, KEBUN & TERNAK
Kolam Ikan, Kebun & Ternak merupakan salah satu kegiatan utama bagi siswa Sekolah Alam Indonesia. Kurikulum
Kolam Ikan, Kebun & Ternak bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan sederhana kepada siswa tentang pertanian dan peternakan dan juga untuk menumbuhkan kecintaan pada setiap siswa terhadap lingkungan. Kegiatan berkebun sudah dimulai sejak jenjang playgroup sampai sekolah lanjutan yang meliputi kegiatan persiapan tanam hingga pasca panen.
Kebun-ternak adalah bagian penting dalam menyediakan sarana belajar khususnya sekolah alam Indonesia di kantong-kantong agraria. Artinya bahwa kebun-ternak menjadi pembelajaran yang mengasah soft skill dan hard skill.
Ketekunan memelihara dari bibit hingga panen atau dari kecil hingga siap jual. Kesabaran merawat, menunggu pertumbuhan. Bertanggung jawab atas beban menjaganya. Ikhlas bekerja dan tawakal kepada Sang Pencipta, menyerahkan segala hasil kepadaNya.
Memperoleh pengetahuan atas pengalaman memelihara dan merawat hingga panen atau siap jual. Menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik.
LAPANG OLAH RAGA
Lapangan di sekolah alam Indonesia mempunyai arti penting. Lapangan sebagai sarana bermain, sarana belajar, dan juga sebagai bagian lansekap sekolah yang tidak bisa diabaikan keberadaannya.
Anak-anak membutuhkan sarana bermain yang luas. Tempat mereka berlari sebagai kegiatan melatih kekuatan otot-ototnya. Membangun strategi dari kelincahan mengejar dan menghindari lawan saat bermain. Fasilitas dasar anak-anak untuk mematangkan kecerdasan majemuk.
Lapangan sebagai sarana belajar bersama guru dan teman-temannya. Melakukan pengamatan habitat lapangan rumput. Tempat berkumpul belajar kepatuhan mendengar petuah-petuah pembinaan moral. Tempat bekerjasama dalam tim permainan.
Lapangan sekaligus bagian lansekap sekolah. Menjaga hijau rumputnya mengundang kenyamanan warganya.
PERPUSTAKAAN
Peranan perpustakaan di lingkungan sekolah sangatlah besar, yaitu membantu proses pendidikan agar berjalan dengan baik. Perpustakaan sekolah menjadi sumber berbagai macam ilmu bagi para siswa dan guru untuk belajar dan mengajar.
Selain itu, perpustakaan juga sebagai sarana untuk membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya pikir yang rasional dan kritis. Bahan pustaka yang lengkap, beragam dan menarik sesuai kurikulum sekolah merupakan suatu kebutuhan.
perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para siswa untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/ obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi atau sebagai sumber informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
EVENT
Haflah Al-Qur'an
Gelar Budaya Nusantara
Expo Pasar Tani